Marketensia.id. China percaya diri untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2023 karena aktivitas ekonomi meningkat. Pada Senin (6/3), China memulai sesi tahunan Kongres Rakyat Nasional dan menetapkan target pertumbuhan ekonomi moderat sekitar 5% di tahun ini.
Meskipun begitu, indeks saham domestik China dibuka melemah karena pasar mengharapkan target yang lebih ambisius.
Ekonomi China mengalami kinerja terlemahnya dalam beberapa dekade tahun lalu, dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hanya mencapai 3%.
Hal ini disebabkan oleh kontrol ketat terhadap Covid-19, krisis di sektor properti, dan tindakan keras terhadap perusahaan swasta.
Namun, Wakil Kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), Zhao Chenxin, mengatakan bahwa berkat perubahan dalam kebijakan pencegahan dan pengendalian Covid-19, pemulihan mobilitas orang dan barang semakin cepat.
“Berkat perubahan dalam kebijakan pencegahan dan pengendalian Covid-19, pemulihan mobilitas orang dan barang semakin cepat,” kata Zhao Chenxin, Wakil Kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) dalam konferensi pers, Senin (6/3), seperti dikutip Reuters.
Sektor pariwisata, katering, dan ritel telah meningkat secara signifikan sejak Tahun Baru China dan memulai ekonomi dengan kuat, yang mendorong sektor konsumsi. “Ekonomi China terus membaik,” kata Zhao.
China yakin dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 2023 karena momentum ekonomi saat ini. Target pertumbuhan ekonomi moderat sekitar 5% sejalan dengan situasi ekonomi saat ini dan akan membantu memandu semua pihak untuk fokus pada peningkatan kualitas dan efisiensi pembangunan ekonomi, tambah Zhao
Strengths:
Aktivitas ekonomi meningkat: Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi China saat ini sedang membaik, dan ini dapat menjadi kekuatan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2023.
Peningkatan sektor konsumsi: Sektor pariwisata, katering, dan ritel telah meningkat secara signifikan sejak Tahun Baru China dan memulai ekonomi dengan kuat, yang mendorong sektor konsumsi. Hal ini dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi China di masa depan.
Weaknesses:
Krisis di sektor properti: Krisis di sektor properti merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi China terlemah dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini dapat menjadi kelemahan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2023.
Kontrol ketat terhadap Covid-19: Meskipun perubahan dalam kebijakan pencegahan dan pengendalian Covid-19 telah membuat pemulihan mobilitas orang dan barang semakin cepat, namun kontrol ketat terhadap Covid-19 masih dapat menjadi kelemahan dalam pertumbuhan ekonomi China di masa depan.
Opportunities:
Momentum ekonomi saat ini: China yakin dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2023 karena momentum ekonomi saat ini. Hal ini dapat menjadi peluang untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di masa depan.
Peningkatan kualitas dan efisiensi pembangunan ekonomi: Fokus pada peningkatan kualitas dan efisiensi pembangunan ekonomi dapat menjadi peluang untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di masa depan.
Threats:
Tindakan keras terhadap perusahaan swasta juga dapat menjadi ancaman dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2023. Tindakan keras terhadap perusahaan swasta di China telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, di antaranya adalah melalui kampanye anti-korupsi dan pengaturan ketat terhadap sektor finansial.
Pada tahun 2020, beberapa perusahaan swasta besar di China termasuk Ant Group dan Alibaba mengalami tekanan regulator, yang mengakibatkan penundaan penawaran umum perdana (IPO) dan penyelidikan terhadap praktik bisnis mereka.
Selain itu, pada tahun 2021, regulator China memberlakukan aturan yang lebih ketat bagi perusahaan internet, termasuk perusahaan swasta, terkait dengan perlindungan data pribadi dan keamanan siber.
Marketnesia.id