Saat membuat keputusan dalam suatu organisasi, penting untuk mengenali adanya rasa takut di area kerja. Ketakutan dapat berasal dari banyak sumber, termasuk kurangnya sumber daya, tantangan tugas yang tidak biasa, potensi kegagalan, atau perasaan terintimidasi oleh atasan.
Ketika rasa takut hadir di area kerja, hal itu dapat menghalangi penyelesaian masalah, menghentikan karyawan untuk angkat bicara, dan membuat para pembuat keputusan ragu.
Saat dihadapkan pada rasa takut, pembuat keputusan perlu menganalisis dan menghadapinya secara langsung. Untuk memulai, pembuat keputusan harus meluangkan waktu untuk mengidentifikasi sumber ketakutan.
Apakah kekurangan sumber daya? Ketidakpastian masa depan? Apakah itu rasa takut tidak cukup baik? Setelah sumber diidentifikasi, pembuat keputusan kemudian dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi rasa takut.
Sumber paling umum dari rasa takut jatuh di tempat kerja adalah:
- Takut gagal – takut tidak memenuhi syarat atau takut dihakimi oleh orang lain
- Takut dikritik – takut ditolak atau dihakimi secara negatif
- Takut akan perubahan – takut akan ketidakpastian
- Takut akan konflik – takut tidak setuju dengan orang lain
- Takut akan hal yang tidak diketahui – takut akan situasi atau konsep yang tidak biasa
- Takut akan keamanan pekerjaan – takut kehilangan pekerjaan
- Takut akan stigma – takut dicap; merasa dihakimi oleh orang lain
- Takut berbicara – takut mengatakan hal yang salah.
Pengambil keputusan dapat memulai dengan mencari cara untuk meningkatkan lingkungan kerja dan membuatnya ramah bagi karyawan. Pemimpin organisasi harus menyediakan sumber daya, alat, dan tantangan baru untuk membantu karyawan tumbuh dan merasa lebih percaya diri.
Manajer tim, penyelia, dan pemimpin eksekutif juga harus menetapkan nada keterbukaan kolaboratif, di mana karyawan merasa dipercaya dan dihormati, dan dapat menyuarakan tantangan mereka tanpa takut ditegur atau diabaikan.
Selain itu, pengambil keputusan harus meluangkan waktu untuk mendengarkan tantangan dan ide karyawan tentang cara mengatasinya. Pengambil keputusan harus terbuka terhadap umpan balik dan memasukkan gagasan karyawan ke dalam proses pengambilan keputusan. Jika karyawan benar-benar didengarkan, mereka akan lebih mungkin untuk maju dan berkontribusi dengan cara yang berarti.
Secara keseluruhan, pengambil keputusan harus menyadari potensi adanya rasa takut di area kerja.
Dengan memahami sumber ketakutan dan meredakannya dengan sumber daya yang lebih baik dan lingkungan kerja yang terbuka, pengambil keputusan dapat memastikan bahwa kemajuan dibuat dan keputusan yang produktif dapat dibuat.