JAKARTA.Marketnesia.id. Pertama kalinya, angklung, alat musik tradisional asal Jawa Barat dimainkan secara digital. Binus University mengumumkan inovasi ini dan akan dipamerkan otomatisasi angklung atau Automated Angklung pada Pameran Seni dan Teknologi, Ars Electronica Festival 2022 yang akan diadakan di Linz, Austria tanggal 7-11 September 2022 mendatang.
Teknologi karya Rinda Hedwig, Christian Lokonanta, dan Marcel Saputra dari Computer Engineering Department, Binus University ini mampu mengoperasikan instrumen musik tradisional Indonesia “Angklung” secara digital atau otomatis.
Research Interest Group Leader, Binus University, Rinda Hedwig mengungkapkan teknologi Automated Angklung ini memiliki jangkauan nada seluas 3 oktaf, dilengkapi DC motor dan dapat dikendalikan melalui komputer mini.
Selain itu dapat mengunduh lagu melalui cloud dan dapat memainkan lebih dari 50 lagu secara otomatis hingga 8 jam. Automated Angklung menurut Rinda dapat dikolaborasikan dengan alat musik bonang dan kendang yang juga telah terdigitalisasi.
“Dari hasil eksperiman tingkat akurasi 99-100 mulai dari lagu yang dimainkan hingga kebersamaan alat-alat musik tersebut,” ujar Rinda dalam keterangannya saat pertemuan dengan Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Austria di Indonesia Philipp Roessl yang bertemakan “Pendidikan dan Teknologi Digital” BINUS @Kemanggisan Kampus Anggrek, Senin (22/8/2022).
Acara ini juga dihadiri perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Austria, dan perwakilan dari Connected Art Platform.
Rinda menyebutkan Automated Angklung ditujukan untuk membantu mempromosikan kekayaan seni budaya Indonesia di luar negeri. Teknologi ini bisa diletakkan di seluruh KBRI supaya selalu ada live performance music alat musik tradisional Indonesia tanpa harus membawa pemusik dari Indonesia.
“Setelah dipamerkan, Automated Angklung akan dihibahkan ke KBRI di Austria untuk dipergunakan setiap kali diadakan kegiatan di KBRI,” ujar Rinda.
Selain Automated Angklung, dibawa juga Karya Teknologi Realtime Interaktif “Spark of Spices” dari program studi Desain Komunikasi Visual (DKV). “Spark of Spices” merupakan instalasi visual yang menangkap anatomi manusia untuk kemudian diterjemahkan menjadi data yang memicu grafis visual dengan tema rempah.
Sementara itu, Binus Global Director Diah Wihardini menyampaikan Binus University punya misi mengenalkan tradisi Indonesia dan memberitahukan pada dunia internasional kekayaan budaya di indonesia itu juga bisa diwujudkan dalam bentuk teknologi.
Diah pun mengatakan Binus menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Asia Tenggara yang ikut serta dalam salah satu festival seni dan teknologi terbesar ini. Ini membuktikan Binus University sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia mampu memasuki kancah internasional.
“Ini merupakan upaya dalam rangka internasionalisasi karya inovasi yang dihasilkan oleh sivitas akademika Binus. Automated Angklung dan “Spark of Spices” inimengangkat budaya serta kearifan lokal Indonesia ke dalam bentuk baru yang sesuai dengan teknologi terkini,”ujarnya.
marketnesia.id