Marketnesia.id Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan kekhawatirannya atas tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kondisi ini diprediksi akan mempengaruhi industri otomotif nasional, terutama pada harga jual mobil di pasaran.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level Rp 16.097 per dolar AS pada Rabu (18/12). Meskipun menguat tipis 0,02% dibandingkan hari sebelumnya, rupiah secara umum masih rentan melemah.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah akan meningkatkan beban produsen mobil. Hal ini dikarenakan sebagian besar komponen masih diimpor dari luar negeri sehingga biaya produksi meningkat.
“Kemungkinan ada penyesuaian harga mobil yang dijual di Indonesia,” ujar Jongkie.
Kenaikan harga jual mobil diperkirakan akan bervariasi tergantung kebijakan masing-masing produsen.
Selain pelemahan rupiah, industri otomotif juga dihadapkan pada sejumlah tantangan lain, seperti kenaikan PPN menjadi 12% dan pengenaan opsen pajak kendaraan bermotor (PKB) serta bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) pada awal 2025.
Situasi ini semakin memperkukuh perlambatan penjualan mobil nasional. Hingga November 2024, penjualan wholesales (pabrik ke dealer) turun 14,7% year on year (yoy) menjadi 784.788 unit. Penjualan retail (dealer ke konsumen) juga terkoreksi 11,2% yoy menjadi 806.721 unit.
Menyikapi kondisi tersebut, Gaikindo telah merevisi proyeksi penjualan mobil nasional pada 2024 dari 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit. Meskipun demikian, Gaikindo optimis penjualan akan kembali mencapai 1 juta unit pada 2025.