JAKARTA. Marketnesia.id. Di Indonesia, beberapa nama yang mungkin dikenal sebagai pemain di industri ritel segmen supermarket diantaranya adalah Alfamart, Hero Supermarket, Alfa Midi, hingga Ranch Market. Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten peritel ini terklasifikasi ke dalam sub-sektor dari Food & Staples Retailing yang didalamnya terdapat 12 emiten di industri yang sama.
Seperti yang sudah pernah dibahas dalam materi sebelumnya terkait cara analisis sektor ritel, sebagai pembelajaran kami akan mencoba membuat langkah praktis sebagai study case cara analisis emiten ritel di segmen Supermarket terhadap beberapa emiten ritel seperti AMRT, HERO, MIDI, dan RANC untuk periode 2015-2019 (sebelum pandemi). Berikut analisisnya.
1. Dari perspektif margin kotor (Gross Margin)
Berdasarkan data kinerja periode 2015-2019, Pertumbuhan pendapatan rata-rata AMRT dan MIDI lebih tinggi sebesar 10,8% dan 12,3% dibandingkan dengan HERO dan RANC -3,85% dan 5,77%. Hal itu disebabkan oleh margin keuntungan dari AMRT dan MIDI lebih rendah.
Figure 1: Rata-rata Margin Kotor Peritel Supermarket Indonesia 2015-2019
Gross Margin | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | ||||
AMRT | 19,1% | 19,4% | 19,5% | 19,8% | 19,9% | ||||
HERO | 23,2% | 25,6% | 24,8% | 25% | 25% | ||||
MIDI | 24,9% | 25,6% | 24,8% | 25% | 25% | ||||
RANC | 24,4% | 24,6% | 24,7% | 25,3% | 27,1% | ||||
Rata-rata | 22,9% | 23,9% | 23,9% | 24,6% | 25,2% |
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, Emtrade Research
Dengan berani mengambil margin keuntungan yang kompetitif, AMRT dan MIDI bisa menjaga pertumbuhan pendapatannya lebih stabil. Di sisi lain, RANC dan HERO memiliki tingkat margin keuntungan yang lebih tinggi, berisiko mencatatkan penruunan penjualan dalam jangka panjang. Hal itu terlihat dari kinerja HERO dan RANC pada periode 2016-2019.
2. Dari Perspektif Efektivitas Beban Operasional (SG&A to Sales)
Berhubung untuk menjaga pertumbuhan pendapatan, harus berani mematok margin yang lebih rendah atau kompetitif, berarti emiten peritel juga harus menjaga efisiensi operasional dengan baik.
Untuk mengukur efektivitas beban operasional yang baik, maka indikator yang dapat digunakan adalah rasio beban operasional terhadap penjualan (Selling, General, and Administration Expenses to sales/SG&A to sales).
Figure 2: Rata-rata Efektifitas Operasional Peritel Supermarket Indonesia 2015-2019
Biaya Operasional / Penjualan | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 |
AMRT | 16,7% | 17,1% | 17,8% | 17,7% | 17,5% |
HERO | 23,6% | 24,6% | 28,3% | 38,2% | 28,5% |
MIDI | 20,4% | 20,7% | 21,4% | 21,2% | 21% |
RANC | 25,2% | 22,1% | 22,7% | 23,1% | 25% |
Rata-rata | 21,5% | 21,1% | 22,6% | 25% | 23% |
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, Emtrade Research
Berdasarkan data di atas, maka AMRT dan MIDI kembali menghasilkan rata-rata level efisiensi operasional yang paling efektif. Hal ini terefleksi dengan rata-rata beban penjualan, umum, dan administrasi AMRT dan MIDI yang masing-masing terjaga di level kurang dari 21%, lebih rendah dari HERO dan RANC yang tercatat di atas dari level rata-rata sebesar 23%.
3. Dari Perspektif Perputaran Inventori (inventory turnover)
Semakin tinggi perputaran persediaan yang terjual maka ini merupakan sinyal yang bagus bagi suatu peritel supermarket. Tingginya perputaran mengindikasikan bahwa persediaan yang dijual tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terjual ke konsumen. Di sisi lain, rendahnya perputaran memberikan indikasi bahwa produk yang dijual kurang laku di pasaran sehingga perputarannya rendah.
Figure 3: Rata-rata Perputaran Persediaan Peritel Supermarket Indonesia 2015-2019
Inventory Turnover ( kali) | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | |
AMRT | 8,34 | 8,53 | 7,61 | 7,57 | 7,89 | |
HERO | 5,1 | 5,04 | 5,36 | 5,69 | 5,36 | |
MIDI | 7,2 | 7,3 | 7 | 6,9 | 7 | |
RANC | 7,6 | 7,6 | 7,3 | 7,5 | 7 | |
Rata-rata | 7,05 | 7,13 | 6,83 | 6,93 | 6,8 |
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, Emtrade Research
Dari beberapa emiten ritel supermarket tersebut, tercatat AMRT sebagai emiten yang tingkat perputaran yang cukup tinggi, atau mencapai 7.89 kali, di atas rata-rata 6,8 kali. Selain itu, MIDI dan RANC pun juga memiliki tingkat perputaran persediaan yang juga di atas rata-rata. Namun hal yang berbeda pada RANC yang mencatatkan tingkat perputaran modal yang rendah di bawah rata-rata market, atau mencapai 5,3 kali.
Demikianlah contoh praktis analisis pada sektor ritel segmen Supermarket melalui study case dari AMRT, HERO, MIDI, dan RANC yang dapat diterapkan juga di emiten ritel lainnya. Namun perlu diingat, selain faktor operasional, investor juga harus memperhatikan sisi valuasi dari masing-masing emiten tersebut sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Mau punya mentor saham berpengalaman yang siap ditanya apapun tentang saham?
Marketnesia.id.