JAKARTA. Marketnesia.id. Kane Fried Chicken, brand ayam goreng tepung, mengalami dampak parah akibat pandemi Covid-19. Outlet Kane tidak didatangi pengunjung bahkan hanya 10-20% saja kedatangan dari kapasitas total.
“Luar biasa menghempas apalagi kena regulasi PPKM. Itu jadi sangat pengaruh sekali, bahkan pengunjung 10-20% saja,” kata Sri Sumarni, pemilik Kane Fried Chicken kepada Marketnesia.id, Selasa (21/12).
Menurut Sri, konsep Resto Kane paling parah yang terkena dampak. Kalaupun ada penjualan online itu tidak menutup operasional. Apalagi kendala yang dialami mitra adalah beban sewa yang harus ditanggung setiap bulan.
Menghadapi ini Kane punya strategi yakni dengan memperkuat konsep yang lebih cocok yakni Kios dengan investasi Rp 35 juta dan Booth sebesar Rp20 juta.
“Ternyata konsep ini berjalan sangat bagus. Orang banyak take away. Banyak disupport sistem transaksi pembayaran online,” katanya.
Selain itu, Kane juga menawarkan menu tidak hanya ayam goreng tepung tapi ada ayam bakar, geprek, kentang dan lainnya. Kane juga menawarkan menu per ekor tidak cuma perpotong. Menurut Sri, kebiasaan makan orang berubah karena orang ingin banyak makan di rumah, jadi beli porsi besar sekalian.
“Sekarang peluangnya makin besar karena banyak orang yang di PHK kemudian ingin terjun ke bisnis tapi tidak mau investasi yang besar dulu,” katanya.
Sri mengatakan, kalau Kane juga memiliki daya saing yang kuat. Pemain pasar di produk ini memang sangat banyak namun menurutnya Kane punya pembeda utama yakni rasa.
“Kane yakin secara taste masyarakat sudah banyak yang menilai lebih enak bahkan rasanya mirip seperti merek terkenal,” katanya.
Kane juga dalam waktu dekat akan mengoptimalkan sistem digital untuk pesan antar agar para pembeli dengan mudah menjangkau Kane.
Marketnesia.id