Kita manusia, sebenarnya adalah seorang pengembara, yang mengembara dari satu tahapan kehidupan ke tahapan kehidupan lainnya sampai kita menemukan pelabuhan terakhir kita nanti.
Pengembaraan ke dunia yang penuh ketidakpastian ini dimulai saat kita meninggalkan rumah, memulai kehidupan kita sendiri. Kita akan mulai dihadapkan dengan tantangan tantangan yang makin hari makin meningkat.
Meniti karir, kompetisi dalam pekerjaan, menikah dan menjaga relasi, membangun keluarga mendidik anak anak, menyiapkan masa pensiun dan merelakan hari akhir kita nanti. Sebagaimana seorang pengembara, dalam perjalanan kita, kadang kita kehilangan arah, kekurangan bekal, kelelahan dan tidak tahu apa yang harus kita perbuat.
Sesi sesi dalam sebuah coaching adalah tempat dimana para pengembara menemukan rumah singgah, untuk melihat lagi arah perjalanan, mencek perbekalan, beristirahat dan membuat strategi baru untuk mampu meneruskan perjalanannya.
Para coach adalah tuan rumah yang menemani dan membimbing para pengembara agar mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, sehingga mereka dapat melihat peta perjalanan lebih jelas, menemukan semangat, kekuatan serta menentukan langkah langkah tepat untuk meneruskan perjalanannya.
Pertemuan saya dengan berbagai pengembara, membuat saya sungguh mengagumi betapa luar biasanya manusia, betapa hebatnya dan betapa tidak terbatasnya kemungkinan kemungkinan yang terjadi dalam proses pertumbuhan manusia.
Meskipun manusia terbatas, namun jika manusia mau memahami lapisan lapisan batasannya dan menemukan cara membukanya satu demi satu, ternyata setiap lapisan batasan memberikan kesempatan untuk perubahan dan pencapaian pencapaian yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Manusia sesungguhnya terbatas dalam ketidakterbatasannya.
Dinamika dalam rumah singgah pengembara sangat menarik, mari kita intip, apa saja yang terjadi saat berada di dalamnya…
Saat pengembara kehilangan arah
Seringkali kita kehilangan arah karena kita tidak melihat tujuan kita dengan jelas dan tidak memahami makna yang terpenting dari tujuan kita itu. Kita jadi tersesat, kadang berputar putar tanpa sadar sehingga kehabisan energi, frustrasi dan bahkan menyerah.
Bagaimana seorang coach sebagai tuan rumah bisa membantu para pengembara melihat tujuan mereka dengan jelas? Seorang coach, sebagai tuan rumah dapat membantu para pengembara untuk:
1.Mengerti betul apa yang mereka inginkan
Ketika ditanya apa yang diinginkan, banyak pengembara cenderung menyampaikan apa yang tidak mereka inginkan. Contohnya apa yang diinginkan saat pensiun nanti? Cukup banyak yang menjawab, “Saya tidak mau hidup susah”.
Jawaban yang tidak tepat seperti ini sungguh berbahaya, karena tanpa sadar mereka akan bergerak menuju ke arah yang tidak mereka inginkan.
Cukup banyak yang tidak dapat menjelaskan apa yang sebenarnya mereka inginkan.
Namun, jika tidak sungguh paham apa yang diinginkan, bagaimana mereka akan dapat mencapainya?
2.Melihat apakah yang mereka inginkan ada dalam kendali mereka atau tidak
Para pengembara akan menjadi sangat frustrasi ketika mereka fokus pada keinginan yang di luar kendali mereka. Misalnya “ Saya ingin atasan saya perhatian dan sayang pada saya”. Tentunya perasaan dan tindakan atasan adalah di luar kendali mereka. Jadi akan lebih memberdayakan ketika mereka fokus pada apa yang bisa mereka lakukan agar atasan mereka perhatian dan sayang pada mereka.
3.Memahami alasan utama dan terutama yang membuat mereka sangat menginginkannya
Memahami alasan mengapa yang mereka inginkan itu penting, merupakan sumber energi terbesar dalam mencapai tujuan mereka. Dengan memahami alasannya, mereka akan berani mengambil resiko yang diperlukan dan bersedia mengambil tindakan untuk mengatasai tantangan yang menghalangi. Banyak pengembara yang langsung melompat pada tindakan tanpa sungguh sungguh menyadari alasan utama tindakan mereka. Hal ini membuat mereka mudah menyerah, saat mengalami tantangan tantangan.
4.Merumuskan apa yang menjadi tujuan mereka dengan sangat spesifik, dengan ukuran dan tengat waktu yang jelas.
Hanya tujuan yang spesifik, dengan ukuran dan tengat waktu yang jelas, akan menjadi kompas yang menuntun para pengembara untuk lebih mudah, lebih pasti dalam mencapainya.
5.Melihat dan merasakan tujuan mereka
Membayangkan sebuah tujuan dengan sangat jelas akan mempengaruhi perasaan para pengembara. Bukan hanya akan membangun motivasi lebih besar, tetapi juga mempengaruhi semua tindakan yang akan mereka lakukan untuk mencapai tujuan itu.
Di ruang rumah singgah, dalam sesi sesi coaching yang intens, tuan rumah pun bisa menyaksikan para pengembara bertransformasi menjadi orang yang berbeda, mereka menjadi orang yang memiliki keyakinan diri, merasa lega dan lebih mantap untuk mengambil langkah langkah meneruskan perjalanan mereka.
Saat para pengembara kekurangan bekal
Menarik mamahami bahwa manusia hanya melihat apa yang mereka yakini. Seperti saat kita yakin betul bahwa kunci mobil kita tidak ada di atas meja buffet diantara banyak barang di sana, kita coba mencarinya di situ, dan kita tidak menemukannya. Lalu setelah beberapa saat, kita mencari ulang, entah kenapa kita menemukan kunci itu, tepat di atas meja buffet kita. Pernah mengalaminya?
Demikian pula dengan bekal. Para pengembara seringkali percaya bahwa mereka tidak memiliki bekal yang cukup. Merasa yakin bahwa pendidikan mereka tidak cukup tinggi, pengalaman mereka tidak cukup banyak, modal mereka tidak cukup besar, usia mereka tidak cukup dewasa, usia mereka tidak muda lagi…Mereka hanya melihat apa yang mereka yakini.
Seorang coach sebagai tuan rumah dapat membantu para pengembara untuk :
1.Melihat bekal apa yang paling dibutuhkan
Mendengarkan masukan orang orang lain yang belum tentu mengerti situasi yang dihadapi para pengembara, dapat menurunkan kepercayaan diri mereka.
Mereka perlu melihat lebih jelas secara objektif bekal apa yang sebenarnya sungguh sungguh dibutuhkan. Dalam banyak situasi, ternyata bekal yang dibutuhkan jauh lebih sedikit, lebih ekonomis, atau sungguh sungguh berbeda.
2.Menyadari bekal apa yang sudah dimiliki
Setiap orang sebenarnya sudah memiliki sumber daya yang tidak terbatas di dalam dirinya, namun sedikit orang yang memahaminya. Mendata dan menginventarisir apa saja bekal yang sudah dimiliki dapat meningkatkan kepercayaan diri para pengembara.
3.Menyadari bekal apa yang belum dimiliki
Para pengembara perlu memetakan bekal yang belum dimiliki, agar dapat lebih efektif dalam menyediakannya. Jika ada bekal yang belum dimiliki, mereka perlu tahu kemana, dimana, dari siapa bekal itu bisa didapat.
Setelah sesi coaching selesai, rumah singgah menjadi sunyi, saat para pengembara terperangah menyadari bahwa ternyata mereka sudah membawa bekal yang jauuuuh lebih dari cukup. Kalau pun ada satu dua bekal yang kurang, mereka jadi tahu kemana harus mencarinya. Mereka telah bertransformasi menjadi orang yang menyadari potensi diri mereka, memiliki keyakinan yang lebih besar lagi untuk mampu mencapai tujuan mereka.
Saat kelelahan
Rasa lelah timbul saat kita kehabisan energi. Memang mungkin waktunya singgah untuk beristirahat.
Banyak pengembara yang merasa bersalah jika harus beristirahat, jeda sejenak. Karena mereka hanya fokus pada pencapaian tujuan, cemas dengan persaingan, atau ingin cepat sampai tanpa mau menikmati proses perjalanan mereka. Padahal saat kita beristirahat, sebenarnya kita sedang memulihkan tenaga dan membuka ruang pemerenungan untuk mendapatkan pencerahan.
Sambil beristirahat menurunkan aktifitas mereka, seorang coach, sebagai tuan rumah dapat mengajak para pengembara untuk :
1.Memahami pentingnya istirahat yang benar
Mudah sekali untuk tergoda melakukan sesuatu saat sedang beristirahat, entah karena perasaan bersalah atau memang tidak mampu memprioritaskan waktu untuk beristirahat. Para pengembara perlu memahami cara yang tepat untuk menjauhkan semua godaan dan melatih disiplin untuk beristirahat.
2.Mengisi ulang energi fisik, mental dan spiritual
Menggali insight/ pencerahan dari semua yang sudah dipikirkan, dirasakan dan dilakukan sepanjang perjalanan. Menterjemahkan pemerenungan menjadi sebuah pencerahan yang mengubah pemikiran, perasaan dan prilaku mereka untuk akhirnya menjadi panduan dalam memaknai setiap tahapan proses perjalanannya. Dengan demikian selanjutnya mereka dapat menentukan langkah langkah penting dengan lebih tepat.
Tidak banyak yang dilakukan saat beristirahat, namun kegiatannya sangat penting untuk memastikan mereka berubah menjadi orang orang yang telah memiliki cara mandiri untuk bangkit lebih kuat, lebih bersemangat, lebih berdaya saat melanjutkan perjalanan mereka.
Saat tidak tahu apa yang harus diperbuat
Banyak dari para pengembara yang memiliki konsep indah bahkan ide ide cemerlang untuk mengubah hidup mereka. Tetapi tidak jarang, mereka berhenti disitu dan terbuai dengan kepuasan sesaat merasa telah berbuat sesuatu. Padahal tujuan tidak akan tercapai hanya dengan konsep dan ide, harus ada tindakan nyata yang dilakukan.
Seorang coach sebagai tuan rumah dapat membimbing para pengembara untuk:
1.Menemukan langkah langkah sederhana untuk memulai dengan bekal yang ada
Terlalu banyak yang ingin dilakukan akan membuat kita tidak melakukan apa pun. Terlalu kompleks, terlalu sulit juga bisa melumpuhkan semangat kita. Para pengembara diajak untuk melihat langkah langkah sederhana yang dapat diambil segera, untuk mendekatkan mereka pada tujuan mereka.
2.Menyusun rencana tindakan nyata yang mendekatkan mereka pada tujuannya
Tidak ada tujuan dapat tercapai tanpa perencanaan yang baik. Para pengembara mesti mampu fokus pada tujuan, namun cukup fleksible dalam pelaksanaan rencananya. Oleh karena itu memiliki rencana yang matang saja tidak cukup, perlu juga mendukungnya dengan rencana rencana cadangan ketika situasi menuntut perubahan.
3.Memastikan rencana tersebut dilaksanakan
Kadang rencana, hanya tinggal rencana. Menjadi sulit untuk dilaksanakan ketika tidak ada “reward” dan konsekuensi yang jelas, serta mendapat dukungan yang diperlukan. Maka tuan rumah akan membantu para pengembara untuk mencari orang dan strategi untuk mendukung pelaksanaan tindakan yang sudah mereka rencanakan.
4.Mengkaji ulang untuk perbaikan perbaikan
Setiap perjalanan menyembunyikan berbagai tantangan yang tidak sedikit. Para pengembara harus memiliki cara untuk mengkaji ulang semua tindakannya dan bersedia melakukan perbaikan perbaikan, sehingga menemukan cara yang lebih baik dan lebih baik lagi untuk mencapai tujuan mereka.
5.Memberi apresiasi pada diri sendiri di setiap pencapaian pencapaian kecil
Apresiasi adalah api yang menyalakan semangat. Tidak perlu menunggu apresiasi untuk pencapaian pencapaian besar. Setiap pencapaian kecil adalah kemajuan dan harus diapresiasi. Tidak perlu juga menunggu orang lain yang mengapresiasi, para pengembara mesti belajar mengaparesiasi diri sendiri untuk mampu menggerakkan api semangat secara mandiri.
Ruang ruang di rumah singgah menjadi hangat, ketika para pengembara menjadi antusias membuat berbagai rencana tindakan. Mereka menyadari bahwa ternyata banyak hal yang bisa dilakukan, yang tidak pernah terpikir sebelumnya.
Apa yang telah dialami dalam berbagai macam perjalanan, rupanya menjadi peta awal untuk mampu menyusun tindakan berbeda, dengan bekal yang ada dan kemampuan untuk mencari tambahan bekal jika diperlukan, maka selalu ada jalan untuk mencapai tujuan.
Rumah Singgah Pengembara dan keajaiban Transformasi
Tidak percaya diri, kegagalan, kekecewaan, “belief system” yang salah, ketidakjelasan tujuan, penderitaan, penghianatan, kurangnya kemampuan, adalah beban yang seringkali membuat para pengembara kelelahan dan tersesat.
Di rumah singah pengembara, saat melalui sesi sesi coaching yang didasari dengan kuatnya saling percaya, mereka mengeluarkan beban itu satu demi satu, meski penuh perjuangan, mereka berusaha melihatnya dari sudut pandang lain, memilahnya dan memaknainya dengan berbeda. Sehingga meskipun mereka akan tetap membawanya di perjalanan selanjutnya, namun beban itu telah berubah bentuk, berubah makna, terasa lebih ringan, tidak seberat sebelumnya.
Di rumah singgah pengembara, para pengembara menemukan pengenalan diri, pemahaman pemikiran, pengelolaan emosi dan penataan tindakan yang mengubah diri mereka menjadi manusia baru yang lebih nyaman dengan diri mereka.
Mereka bukan hanya mampu membangun program perubahan diri, namun juga menyadari kemampuan mereka yang tidak terbatas yang dapat mereka kembangkan terus menerus dalam perjalanan perjalanan berikutnya. Mereka menjadi orang yang menemukan versi terbaik dalam diri mereka.
Di ruang yang lain dalam rumah singgah pengembara, saya sebagai seorang coach dan tuan rumah, melihat dengan mata hati penuh syukur, bahwa Tuhan sungguh mencintai setiap manusia. Dia memberikan kemampuan yang luar biasa pada setiap manusia untuk menguasai pikiran, perasaan dan perbuatan mereka.
Dalam banyak kesempatan tuan rumah menjadi sangat terpesona menjadi saksi betapa setiap manusia itu unik, kuat, hebat dan sungguh mampu melakukan hal hal yang tidak terbayangkan untuk memperbaiki dirinya, mengembangkan bahkan mengubah dirinya menjadi lebih baik, saat mereka memiliki niat dan keyakinan yang tepat.
Saya memahami bahwa untuk menjadi tuan rumah yang baik, yang bisa menemani, membimbing, menyemangati para pengembara, saya tidak boleh berhenti belajar, saya harus terus berkembang dan bertumbuh, berproses menjadi seorang coach yang mencintai berbagai keunikan manusia, memiliki hati penuh syukur, semangat melayani serta jiwa yang rendah hati.
Itulah mengapa sesi sesi coaching itu indah, karena ada dua transformasi yang terjadi di dalamnya, dalam diri sang pengembara dan tuan rumah yang menemaninya.
Lucy Kusman has more than 25 years experience as a confidential partner for Country Business Managers and Board of Directors of various well-known national and multinational companies. Her last position was a Human Resources Operations Head (Citibank Indonesia).
She believes that people have limitless opportunities to develop their true potentials and also can create countless ways to contribute to other people’s growth, as she has experienced herself.
She started her career from a personal assistant, then passionately developed her journey to become a Leadership Trainer, Professional Speaker, Transformation Coach, and Social Workers.
WA: 08161138645 Instagram : lucykusman, Facebook: Lucy Kusman.