Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali turun pada Jumat (1/7) sore. Mata uang Republik Indonesia ini turun 0,26% atau 39,5 poin menjadi Rp14.942 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), yaitu Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat rupiah berada di angka Rp14.956 per dolar AS di sore hari ini.
Adapun nilai tukar mata uang negara Asia lainnya terpantau bervariasi. Yen Jepang mengalami penguatan sebesar 0,27%, dolar Hong Kong terpantau melemah 0,01%, dolar Singapura juga ikut melemah 0,25%.
Selain itu, Won Korea Selatan menguat 0,13%, Peso Filipina turun 0,19%, Yuan Tiongkok pun turun 0,04%, ringgit Malaysia turun 0,05%. Dolar taiwan melemah 0,15% dan baht Thailand turun sekitar 0,95%.
Sedangkan mata uang negara aju semuanya kompak berada di zona merah. Euro Eropa, misalnya, mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. Poundsterling Inggris melemah 0,55%.
Selanjutnya franc Swiss turun 0,25%, dolar Kanada dan dolar Australia masing-masing turun sebesar 0,34% dan 1,42%.
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka mengatakan bahwa penguatan dolar pada hari ini didorong oleh pertimbangan investor terhadap kebijakan pengetatan yang akan dilakukan the Fed serta tingginya resiko resesi.
“Pasar akan terus mengamati potensi pelemahan data manufaktur AS yang dirilis hari ini,” lanjutnya dalam keterangan resmi.
Kemudian dari dalam negeri, penguatan dolar AS juga didorong oleh realisasi inflasi pada bulan kemarin yang lebih tinggi dari yang diantisipasi. Pada bulan Juni 2022, inflasi tercatat menyentuh angka 4,35% dibandingkan Juni tahun lalu.
“Pasar juga terus memantau perkembangan inflasi periode Juni 2022 ini, secara tahunan di luar dugaan lebih besar daripada ekspektasi para analis. Inflasi sudah berada di atas 4%,” jelasnya.