Marketnesia.id. Harga logam industri mengalami tren kenaikan selama sebulan terakhir, meskipun kekhawatiran terhadap permintaan masih menjadi faktor yang dapat menekan harga.
Menurut data Bloomberg, pada Jumat (23/8), harga aluminium berada di level US$ 2.480 per ton, sementara timah di US$ 32.316 per ton, dan nikel mencapai US$ 16.603 per ton. Selama sebulan terakhir, ketiga komoditas ini masing-masing mengalami kenaikan sebesar 9%, 7,99%, dan 6,08%.
Namun, harga tembaga di pasar London Metal Exchange (LME) tercatat di US$ 9.130 per ton pada Kamis (22/8), turun 0,93% dari harga sebelumnya yang sebesar US$ 9.216 per ton.
Pendiri Traderindo.com, Wahyu Triwibowo Laksono, mengungkapkan bahwa kenaikan harga logam industri ini terjadi sebagai respons terhadap pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Meskipun demikian, Wahyu menegaskan bahwa kondisi global masih belum sepenuhnya mendukung kenaikan harga logam industri.
“China sedang mengalami pelambatan ekonomi, dan AS juga menghadapi ancaman pelemahan ekonomi,” ujarnya, Kamis (22/8).
Wahyu menjelaskan bahwa indeks harga logam dan mineral Bank Dunia mengalami kenaikan sebesar 9% secara bulanan (month on month/mom) pada April 2024, setelah kuartal pertama yang relatif stabil. Kenaikan harga baru-baru ini mencerminkan sentimen positif tentang potensi peningkatan permintaan, meskipun ada kekhawatiran tentang gangguan pasokan.
Pembatasan perdagangan, seperti larangan logam asal Rusia di bursa komoditas utama seperti AS dan Inggris, dapat memperketat pasokan aluminium dan tembaga.
Sementara itu, pasokan timah diperkirakan akan mengalami kendala akibat pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh Myanmar sejak Februari dan penundaan perizinan di Indonesia. Pemangkasan produksi dan gangguan di Amerika Selatan juga diperkirakan akan berdampak pada pertumbuhan pasokan tembaga tahun ini.
Sebaliknya, produksi nikel global diproyeksikan meningkat, terutama didorong oleh lonjakan investasi smelter dan insentif pemerintah di Indonesia, serta larangan ekspor bijih nikel.
Oleh karena itu, harga logam diperkirakan akan tetap stabil hingga akhir 2024, sebelum mengalami kenaikan pada tahun 2025. Wahyu memproyeksikan harga tembaga pada akhir tahun akan berada di sekitar US$ 11.000 per ton, dengan harga aluminium mencapai US$ 2.700 per ton, timah di US$ 36.000 per ton, dan nikel di kisaran US$ 18.000 per ton.
Marketnesia.id