Bank Sentral Eropa (ECB) melaksanakan rapat darurat pada hari Rabu, 15 Juni 2022 kemarin. Rapat tersebut digelar untuk menanggapi lonjakan imbal hasil (yield) obligasi di negara-negara Eropa.
Padahal baru Kami minggu lalu ECB menggelar pertemuan yang bertujuan untuk memutuskan kenaikan suku bunga 25 basis poin di bulan Juli mendatang. Ini merupakan kenaikan tertinggi dalam 11 tahun.
Melansir dari CNN.com, kenaikan suku bunga ini bertujuan untuk mengatasi inflasi dan apabila diperlukan, ECB akan menaikkan suku bunganya sekali lagi pada bulan September nanti.
ECB juga mengungkapkan mereka akan berhenti membeli obligasi pemerintah Eropa dan melebarkan uang dari obligasi jatuh tempo yang mereka beli sebagai bagian dari program pembelian darurat pandemi (PEPP).
“Dewan pengurus telah memutuskan untuk menerapkan fleksibilitas saat menginvestasikan kembali pelunasan yang akan jatuh tempo di dalam portofolio PEPP. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga fungsi mekanisme transmisi kebijakan moneter,” ungkap mereka di dalam sebuah pernyataan usai melakukan pertemuan luar biasa.
Menurut Tradeweb, kesenjangan antara imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah Jerman dan juga Italia ada di level terlepas sejak bulan Maret 2020 awal pekan ini. Selain itu, spread antara obligasi Yunani dan Jerman juga ikut melebar belakangan ini.
Di akhir tahun 2021 kemarin, rasio utang terhadap PDB Yunani menjadi yang tertinggi di Eropa, yaitu sebesar 193% dan diikuti Italia sebesar 151%.
Selain ECB, Bank Sentral Amerika Serikat The Fed juga ikut melakukan pertemuan hari Rabu kemarin untuk membicarakan suku bunga serta rencana menaikkan suku bunga AS sebanyak tiga seperempat poin persentase. Hal yang belum pernah mereka lakukan dalam 28 tahun terakhir.