Marketnesia.id. Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 6,25%. Keputusan ini diumumkan pada Kamis (20/6) dan sesuai dengan ekspektasi konsensus pasar. Selain itu, deposit facility dan lending facility juga tetap dipertahankan masing-masing di level 5,5% dan 7%.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa keputusan ini merupakan langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 1,5–3,5%.
Perry juga menambahkan bahwa kebijakan ini akan didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah serta mendorong masuknya aliran modal asing.
Sejak awal tahun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah melemah sekitar -6% YTD, mencapai level 16.368 per Rabu (19/4). Pelemahan ini disebabkan oleh sikap hawkish dari The Fed dan kekhawatiran terhadap prudensi fiskal Indonesia ke depan.
Langkah Bank Indonesia untuk mempertahankan BI Rate diharapkan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah dengan menarik lebih banyak modal asing ke dalam negeri.
Inflasi Terkendali
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi indeks harga konsumen di Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84% YoY, dengan inflasi inti berada di level 1,93% YoY. Angka ini masih berada dalam target inflasi Bank Indonesia yang berada di kisaran 1,5–3,5%. Dengan menjaga suku bunga tetap, Bank Indonesia berharap dapat mengendalikan inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga komoditas global dan gangguan rantai pasok.
Bank Indonesia juga akan menguatkan operasi moneter untuk mendukung kebijakan suku bunga ini. Operasi moneter yang efektif akan membantu menjaga likuiditas pasar uang dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Langkah-langkah ini termasuk intervensi di pasar valas dan pembelian surat berharga negara untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar.
Ekonom dari berbagai lembaga keuangan memprediksi bahwa kebijakan ini akan memberikan waktu bagi perekonomian Indonesia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi global yang tidak menentu. Mereka menyarankan agar pemerintah juga terus mendorong reformasi struktural dan meningkatkan efisiensi fiskal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pasar keuangan merespons keputusan ini dengan stabil. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak mendatar setelah pengumuman, menunjukkan bahwa investor menyambut baik keputusan Bank Indonesia. Investor asing juga diharapkan untuk kembali meningkatkan portofolio mereka di pasar Indonesia, didorong oleh kebijakan yang mendukung stabilitas ekonomi dan nilai tukar.
Reporter Ekonomi: Medina Rahmawati